Manusia dan Keindahan

Friday, May 28, 2010
Arti Manusia :
Hakekatnya : makhluk “majemuk tunggal” dan “dwi tunggal”. Terdiri dari ‘struktur kodrat’ : jasmani – rokhani; ‘sifat kodrat’ : individu – sosial; ‘kedudukan kodrat’ : pribadi mandiri – ciptaan Tuhan.

Makhluk budaya : ciptaan Tuhan secara kodrati memiliki unsur “cipta, rasa, karsa” guna hasilkan “karya”. (IQ, EQ, SQ).
Makhluk budaya, selalu mengaktualisasikan kemampuan ‘cipta, rasa dan karsa’ guna tingkatkan ‘kualitas/ mutu’ dan ‘kebutuhan hidup’.


Arti Keindahan (estetika)

Estetika / keindahan - Yunani ‘aesthesis’ : perasaan atau sensitivitas (kepekaan rasa). Keindahan selalu berhubungan dengan ‘perasaan’, -- “Geschmack” (Jerman) atau “Taste” (Inggris). Paul Valery, ‘estetika’ timbul tatkala pikiran filsuf terbuka untuk menyelidiki dan hati merasakan haru/ iba.

Plato (dialog cinta), “keindahan” : sesuatu yang ‘mutlak dan universal’. Untuk mencapai keindahan mutlak, melalui 4 (empat) tahapan keindahan : “keindahan indrawi, keindahan jiwa, keindahan pengetahuan (akal budi) dan keindahan idea”. Atau ‘keindahan jasmani, keindahan moral, keindahan akal dan keindahan mutlak’ (wadjiz anwar L. Ph.).

Aristotles, estetika : “sesuatu atau barang yang terdiri dari bagian bagian yang berbeda beda, tidak sempurna keindahanya; kecuali bila bagian bagianya teratur rapi dan mengambil dimensi yang tidak dibuat buat”. Keindahan : “pengaturan dan keagungan” atau “keserasian bentuk yang setinggi tingginya”.

Kretiria estetika :
a.Kesatuan bagian bagian yang bebeda,
b.Keteraturan / teratur, rapi;
c.Proporsional / keadaan yang wajar.

Sokrates (guru Plato), estetika : “bukan sifat tertentu dari seratus atau seribu barang”, karena manusia, kuda, pakaian, laut, gunung, gadis dan gitar semuanya : sesuatu yang indah. Keindahan tidak terdapat pada ‘objek’/ barang barang, tapi “dibelakang objek” ada keindahan itu sendiri (value / nilai).

Prof. Dr. Lasio, estetika : ilmu filsafat pelajari “nilai atau value”. Value atau nilai : kata benda abstrak berarti “keberhargaan” (worth) atau “kebaikan” (good ness). Estetika : suatu ‘keberhargaan’ atau ‘kebaikan’, yang dapat ditemukan pada berbagai objek di alam semesta, baik yang ‘alamiah, artifisial atau khusus’.

T. Liang Gie; keindahan meliputi arti “luas, sempit, dan khusus”. Keindahan arti luas : semua objek keindahan ‘alam’, diciptakan Tuhan. Keindahan semapit : objek keindakan bersifat artivisial / buatan manusia, imitasi dari alam. Keindahan khusus : objek keindahan hasil imaginasi dan ekspresi pengalaman kolektif/ pribadi manusia berbentuk ‘karya seni’.

Mengapa Estetika (keindahan)
Niscaya ada ‘keindahan’ jika tidak ada ‘manusia’. Hanya manusia yang “mempersoalkan, menyelidiki, menciptakan, membutuhkan, mengembangkan dan melestarikan” keindahan. Suatu keindahan/estetis di percaya “berharga, bermanfaat, berguna, berfaedah, bermakna atau bernilai”, menurut pandangan /gagasan manusia; bukan menurut binatang, atau makhluk lain. Bicara estetika : membicarakan yang diyakini “indah” oleh manusia, berdasarkan kreteria / ukuran ukuran manusia. Yaitu sesuai ‘sifat – sifat manusia’.

Perspektif filsafat, manusia : makhluk ‘majemuk tunggal’ dan ‘dwi tunggal’, terdiri dari “Struktur kodrat : jasmani – rokhani; Sifat kodrat :individu – sosial; Kedudukan kodrat : pribadi mandiri – ciptaan Tuhan”. Manifetasi estetika juga sesuai hakekat manusia / sifat sifat manusia yang ‘manusiawi’. Hal hal tidak manusiawi : “tidak indah” alias “dis value”.

Perspektif budaya, manusia selalu mengaktualisasikan potensi / kemampuanya, bersumber dari fitrah : “cipta, rasa, karsa” (IQ, EQ, SQ) untuk hasilkan “karya”, memenuhi ‘kebutuhan’ hidup dan tingkatkan ‘mutu’ kehidupanya. Hasil kreasi dari daya cipta yang cerdas, daya rasa yang tajam/ sensitif, serta karsa/ kehendak yang lebih baik : “karya besar yang berkualitas dan indah”. Dapat memenuhi kebutuhan hidup lebih baik dan bermutu : “menggembirakan, tujuan setiap orang dan suatu yang indah”.

Perspektif etika, manusia : makhluk “bermoral”, senantiasa perpegang teguh “kaidah, nilai, dan norma” dalam bersikap, bertindak, bertuturkata, menentukan keputusan dalam hidupnya. Hakekatnya manusia : “tertib dan teratur”. Manusia yang tertib dan teratur : bermoral, dan itu “indah”.

Bagaimana Keindahan
Manusia Pencipta dan Pendukung Keindahan

Pencipta Keindahan
Paul valery, estetika/ keindakan timbul tatkala filsuf “terbuka pikiran dan hatinya” untuk menyelidiki dan merasakan sesuatu ‘tidak wajar atau tidak seharusnya dan mengharukan’, seperti penindasan, perampasan hak hak, tragedi pembunuhan, mengkultuskan dsb. Estetika/ sesuatu yang indah : “diciptakan oleh manusia”; wujud konkritnya berupa sebuah karya bersumber dari unsur cipta, rasa dan karsa. Karya karya itu berbentuk, ilmu pengetahuan, teknologi, seni musik, tari, lukis, puisi, drama, teatre, kriya, bangunan gedung, rumah, menara dan peralatan berguna bagi hidup manusia.

Pendukung Keindahan
Manusia (jamak) : masyarakat yang kapasitas dan perananya sebagai “pengguna, pelestari, dan pengembang” hasil karya manusia berupa ilmu pengetahuan dan teknologi, seni, bangunan gedung, menara, kriya dan peralatan peralatan yang dihasilkan oleh manusia sebelumnya, maupun di jamanya.

Keindahan : Kebutuhan Manusia
Sebagai makhluk budaya, manusia mutlak ‘membutuhkan keindahan' disetiap segi hidupnya. Baik yang berhubungan dengan “diri sendiri, orang lain, lingkungan hidup, peralatan, aksesori, kesenangan/ hoby dan hal hal sepiritual / imanen”.

Manusia merasa “lega, puas, mantap, percaya diri, tenang, bahagia dan terasa indah”, jika semua yang diinginkan dapat terwujut seperti yang diharapkan/ dibutuhkan. Segala usaha dilakukan manusia untuk meningkatkan kualitas dan memenuhi kebutuhan hidupnya agar menjadi “lebih indah, bahagia dan lebih tentram”. Keindahan : selalu berhubungan dengan “perasaan, cita rasa dan kualita hidup”.
Kebutuhan manusia akan estetika meliputi hal bersifat “jasmani, rokhani, pribadi/ individu, dan kolektif/ sosial”.

Ciri ciri keindahan
Aristotle, keindahan : “keteraturan dan keagungan” atau “keserasian bentuk setinggi tingginya”; unsur :
-Kesatuan bagian bagian berbeda,
-Keteraturan/ teratur, rapi,
-Posisi proporsional / wajar.

Fuat Hasan, keindahan memiliki unsur unsur :
-Kesatuan (unity),
-Keseimbangan (balance),
-Perbedaan (kontras),
-Kesejodohan.

Menurut ‘sifat atau karakteristiknya’, keindahan mempunyai ciri :
“Universal, wajar/ alamiah, abadi, baik, benar, menyenangkan, teratur, rapi, serasi, harmoni, adil jujur, berharga, dan berguna/ bermanfaat.

Macam macam/ jenis keindahan
Plato, menurut ‘objeknya’ estetika dibedakan menjadi 4 (empat) macam :
Keindahan jasmani / indrawi.
Keindahan moral / jiwa.
Keindahan akal / pengetahuan.
Keindahan idea / mutlak.

T. Liang Gie, mengelompokkan keindahan menurut ‘jenisnya’ menjadi :
Keindahan alam (natural).
Keindahan artivisial (buatan / imitasi)
Keindahan seni (imaginasi).

Untuk apa keindahan
Bertolak dari pengertianya, estetika : “value / nilai”, maka keindahan merupakan sesuatu yang “berharga, berfaedah atau bermanfaat”. Keguanaan estetika ialah untuk “meningkatkan kualitas” harkat dan martabat manusia. Dengan mengekpresikan/ mengaktualisasikan kemampuanya, manusia berarti melakukan aktivitas, berkreasi, melakukan kegiatan, dan berusaha agar menghasilkan sesustu yang dapat meningkatkan hidupnya menjadi lebih baik/ ber mutu.

Estetika bermanfaat untuk meningkatkan ‘cita rasa’ supaya kehidupan manusia menjadi lebih “bahagia, tentram, damai”, seperti yang menjadi tujuan hidup setiap manusia. Keindahan berguna untuk menjadikan seseorang ‘lebih manusiawi dan bermartabat’.

0 comments:

Post a Comment