Manusia Makhluk Budaya

Friday, May 28, 2010
Hakekat Makhluk Budaya
Manusia : “Majemuk Tunggal” dan “Dwi Tunggal”.
Budaya : “budi – daya”, kekuatan / kemampuan dari akal.
Suwardi Suryaningrat : Kodrati manusia makhluk budaya memiliki “cipta (IQ), rasa (EQ), karsa (SQ). Menjadi kunci kehidupan.

Makhluk budaya : “pencipta” dan “pendukung” kebudayaan.
Pencipta : melahirkan / menghasilkan produk kebudayaan baik fisik nonfisik.
Pendukung : pengguna, pengembang dan pelestari kebudayaan.

Kebutuhan Makhluk Budaya
Secara kodrati kebutuhan makhluk budaya sama :
Kebutuhan jasmaniah (materi),
Kebutuhan rochaniah (im-materi/spiritual),
Kebutuhan personal, individu/pribadi (materi-non materi),
Kebutuhan kolektiv/kelompok/bersama (materi-non materi),
Kebutuhan biologis (evolusi/perkembangbiakan).

Ekonomi kebutuhan manusia :
Kebutuhan primer,
Kebutuhan sekunder,
Kebutuhan tersier, dan
Kebutuhan kwarter.

Hakekat Makhluk Individu
Individu : person, seorang diri, >< banyak orang. Sosiologi, individu : “Organisme bebas”, tidak bergantung/berhubungan, “sebangai pusat aktivited”. Phisis, lndividu : satuan bulat/utuh, bagian kebulatan lebih besar. Biologis, individu : “Kehidupan makhluk bersifat individu, cenderung untuk diri sendiri atas rangsangan sekelilingnya”. Hakekat individu : “person, satuan terkecil dan terbatas, berdiri sendiri”. (liberalisme) Sifat dan fungsi orang sekitar : makhluk berdiri sendiri dalam banyak hal, jika bersama-sama terlihat perbedaanya. Ada 2 makna individu : 1. Individu perseorangan : tidak berhubungan dengan orang lain/lingkunganya. 2. Individu makhluk sosial : dalam hubungan dengan orang lain/ lingkungan. Ciri individualitas : proses aktualisasi diri – “Tampil beda, ingin lebih dari lainya”. Hakekat Makhluk Sosial
Manusia hidup dalam “serba hubungan”, terpenting : “reaksi dari hubungan”, di dorong 2 hal :
a. Ingin menyatu manusia sekeliling (milieu social).
b. Ingin menyatu suasana sekelilingnya.

Ellewood, penyebab “hidup bersama” :
Dorongan mencari nafkah,
Dorongan pertahankan diri,
Dorongan melangsungkan jenis/ evolusi.

Dengan “akal budi”, tumbuhkan kesadaran “membagi peran dalam kelompok” guna mencapai kebutuhan hidup,  perjuangan lebih ringan.
Durkheim : kebersamaan dinilai sebagai “mekanistis” yang tumbuhkan “solidaritas organis” atas dasar “saling mengatur”.
Makhluk sosial tersusun kelompok-kelompok berdasarkan “sifat yang berkembang dalam pergaulan/ hubungan”.

Himpunan manusia disebut kelompok sosial jika :
1.Tiap anggota sadar dirinya bagian kelompok.
2.Ada hubungan timbal balik antar anggota.
3.Ada faktor di miliki bersama.

Hakekat makhluk sosial : “selalu berkumpul / berkelompk / bersama / bermasyarakat”. Aristotels : man is by nature a political animal.
Manusia berkumpul, sebab ia tahu : “dia sesamanya”. Manusia tak “membedakan diri”, jika tidak kehilangan “daya tahu”. Akal budi  manusia menyesuaikan diri dengan lingkungan/ masyarakat.
Individu akan “berarti” bila perilakunya yang khas dapat diproyeksikan dengan lingkungan masyarakat.

Makhluk sosial akan “bermakna”, jika perilaku kelompok/ pola hubungan kolektif “mampu menampilkan keragaman ciri khas/ perbedaan corak setiapindividu” dalam kebersamaan.

0 comments:

Post a Comment