Prinsip-Prinsip Testing

Sunday, March 11, 2012
Prinsip pertama
Testing yang komplit (dilakukan secara menyeluruh) tidak memungkinkan dilakukan:
 Kemungkinan jumlah kombinasi testcase yang amat besar.
 Pertimbangan domain masukan yang mungkin sangat besar jumlahnya (masukan yang valid, tidak valid, masukan yg diedit dll).
 Kompleksitas user interface dan desain.
 Jalur program yang mungkin dapat dilewati sangat banyak.
 Harus dilakukan test ulang, setiap ada perbaikan pada masing-masing bug.


Prinsip kedua
Testing merupakan pekerjaan yang kreatif dan sulit. mitos-mitos yang salah tentang testing :
 Testing itu mudah.
 Tiap orang akan dapat melakukan testing dengan sendirinya padahal testing bukanlah hal yang sederhana, karena.
 Untuk dapat melakukan testing yang efektif harus mengetahui keseluruhan system.
 Sistem sendiri tidak sederhana (mudah dipahami).


Prinsip ketiga
Testing berbasis pada resiko walaupun testing secara keseluruhan tidak dapat dilakukan tidak berarti bahwa testing yang efektif tidak dapat dilakukan, testing merupakan hasil pertimbangan dari risiko dan ekonomi.
Secara ringkas, testing dipengaruhi oleh pertimbangan :
 Sumber daya dan biaya yang dibutuhkan untuk melakukan testing menurut skala prioritas, kompleksitas dan kesulitan testing
 Biaya dari keterlambatan pengiriman produk (kemungkinan besar disebabkan testing)
 Kemungkinan adanya suatu defect
 Biaya yang disebabkan oleh defect, bilamana defect tsb menyebabkan error yang membawa kerugian langsung maupun tak langsung bagi customer.


Prinsip keempat
Testing harus direncanakan butuh pemikiran dgn pendekatan secara keseluruhan, desain tes dan penetapan hasil yg diinginkan untuk setiap kasus tes (test case) yg dipilih:
  test plan : dokumen yg mencakup keseluruh tujuan testing dan pendekatan testing.
  test design : dokumen yg mendefinisikan apa yg telah dipilih utk dites dan hasil yg diharapkan “test direncanakan dan didesain sebelum kode dibuat”.
Perencanaan tes sangat penting, yaitu :
 Untuk dapat menjaga arah pelaksanaan tes agar tidak menyimpang dari tujuan tes itu sendiri (mengukur kualitas SW).
 Menjaga kesesuaian penggunaan sumber daya dan jadual proyek dengan menetapkan apa yang akan dites dan kapan berhenti .
 Membantu tester fokus terhadap apa yang akan dites (membuat test case).


Prinsip kelima
 Testing butuh independensi testing yang paling efektif adalah yang dilakukan oleh pihak ketiga (tidak bias).

Dasar-dasar testing
Testing dikatakan baik, jika :
 Kemungkinan mendapatkan error tinggi.
 Tidak redundan --> resource terbatas, tiap tes yang dilakukan HARUS memiliki tujuan yang berbeda.
 Tidak terlalu simpel atau kompleks.
 Kode untuk kondisi khusus mendapatkan porsi tes yang sama dengan kode yang umum:
        Kode untuk kondisi khusus --> peluang mempunyai bug tinggi.
        Testing untuk kode yang dijalankan dalam kondisi normal tidak mengeksekusi error handling code.
 Testing yang sukses adalah testing yang berhasil menemukan error yang tidak diketahui.






0 comments:

Post a Comment